Studi Alkitab

Mengapa Yesus Harus Mati di Kayu Salib?

Share
Share

Pertanyaan

Mengapa Yesus harus mati di kayu salib ? Apakah tidak ada cara lain bagi Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa ?

Jawaban Alkitabiah

Yesus Kristus mati di kayu salib karena itu adalah satu-satunya cara untuk “membayar lunas” atau menghapus hukuman dosa manusia dan mendamaikan kita dengan Allah. Firman Tuhan di dalam Roma 6:23 mengatakan : 

“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”

Roma 6 ditulis oleh Rasul Paulus sebagai bagian dari suratnya kepada jemaat di Roma. Rasul Paulus berbicara tentang dosa, kematian dan hidup baru dalam Yesus Kristus. Secara spesifik, Roma 6:23 merupakan penutup dari argumen yang dimulai di ayat-ayat sebelumnya, di mana Rasul Paulus menjelaskan konsekuensi dari dosa dan anugerah penyelamatan dari Allah.

  • “Upah dosa ialah maut”; Rasul Paulus mengungkapkan bahwa dosa membawa akibat yang sangat serius, yaitu maut atau kematian kekal di neraka. Ini bukan hanya kematian fisik, tetapi juga kematian rohani yang berarti keterpisahan dari Allah untuk selamanya. Kata “upah” di sini menekankan bahwa maut adalah hasil atau konsekuensi langsung dari dosa.
  • “Tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal; Sebaliknya Allah memberikan karunia, yaitu hidup yang kekal. Ini adalah anugerah, sesuatu yang diberikan secara cuma-cuma, bukan hasil usaha atau perbuatan/amal baik manusia.
  • “Dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”; Karunia hidup yang kekal ini tersedia hanya melalui Yesus Kristus. Hanya melalui pengenalan dan hubungan dengan Dia maka orang dapat menerima hidup yang kekal dan dipulihkan dari maut akibat dosa.

Alkitab mengajarkan bahwa upah dosa adalah maut dan tidak ada manusia yang bisa menyelamatkan dirinya sendiri dengan mengandalkan kekuatannya sendiri. Oleh karena itu, Yesus Kristus yang tidak berdosa, mati sebagai pengganti kita untuk memenuhi keadilan Allah dan memberikan keselamatan kepada mereka yang; percaya, menerima dan mengandalkan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.

Dosa Memisahkan Manusia dari Allah

Firman Tuhan di dalam Roma 3:23 mengatakan : 

“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”

Rasul Paulus menyatakan bahwa semua manusia telah berdosa. Tidak ada seorang pun yang layak di hadapan Allah berdasarkan perbuatan mereka sendiri.

  • “Semua orang telah berbuat dosa”; Rasul Paulus menegaskan bahwa tidak ada satu pun manusia yang bebas dari dosa. Ini adalah pernyataan universal yang menunjukkan bahwa setiap orang telah gagal memenuhi standar kekudusan dan kebenaran Allah.
  • “Kehilangan kemuliaan Allah”; Konsekuensi dari dosa adalah kehilangan kemuliaan Allah. Ini berarti bahwa manusia, karena dosanya tidak lagi dapat mencerminkan atau mengalami kehadiran dan karakter Allah yang mulia secara penuh. Dosa menyebabkan keterpisahan dari Allah dan ketidakmampuan untuk hidup sesuai dengan tujuan Allah bagi manusia.

Dosa bukan hanya sekadar pelanggaran hukum moral, tetapi juga pemberontakan terhadap Allah yang kudus. Akibat dosa, manusia kehilangan kemuliaan Allah dan tidak bisa bersekutu dengan-Nya. Oleh karena itu, diperlukan jalan untuk mendamaikan manusia dengan Allah.

Ayat tersebut mengingatkan kita akan fakta bahwa semua manusia berada dalam posisi yang sama di hadapan Allah sebagai orang berdosa yang membutuhkan penyelamatan. Ini membawa kita kepada pengertian tentang kebutuhan akan anugerah dan pengampunan Allah yang diberikan hanya melalui iman kepada Yesus Kristus. Pemahaman ini mendorong kita untuk hidup dalam kerendahan hati, mengakui keterbatasan kita dan bersyukur atas anugerah keselamatan yang kita terima.

Darah Yesus Menjadi Penebusan bagi Dosa Kita

Firman Tuhan di dalam Ibrani 10 : 4 & 12  mengatakan : 

“Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.”

“Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah”

Ibrani 10 secara khusus berbicara tentang pengorbanan Yesus Kristus sebagai korban yang sempurna dan cukup, berbanding terbalik dengan pengorbanan hewan yang dilakukan menurut hukum Taurat. Dalam Perjanjian Lama, umat Israel harus mempersembahkan korban binatang untuk menutupi dosa mereka. Namun, pengorbanan itu tidak bisa benar-benar menghapus dosa, melainkan hanya gambaran dari pengorbanan yang sempurna yang akan datang.

  • “Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa”; Hal ini menegaskan bahwa korban hewan yang dipersembahkan menurut hukum taurat tidak dapat sepenuhnya menghapuskan dosa. Mereka hanya berfungsi sebagai penutup sementara dan sebagai gambaran dari pengorbanan yang sempurna yang akan datang.
  • Keterbatasan Korban Hewan; Korban hewan dalam Perjanjian Lama adalah bayangan dari apa yang akan datang, yaitu pengorbanan Yesus Kristus yang sempurna dan sekali untuk selamanya. Mereka tidak dapat secara permanen mengatasi masalah dosa manusia. Hanya melalui pengorbanan yang Yesus Kristus yang sempurna dosa dapat dihapuskan dan hubungan manusia dengan Allah yang sebelumnya rusak karena dosa diperdamaikan
  • Pengorbanan Yesus Kristus; Ayat ini menyoroti kebutuhan akan pengorbanan yang lebih besar dan sempurna. Yesus Kristus, sebagai Imam Besar yang Agung mempersembahkan diri-Nya sebagai korban yang sempurna, yang mampu menghapus dosa secara sempurna, sekali dan untuk selamanya.
  • “Setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa”; Ayat ini menekankan bahwa Yesus Kristus hanya perlu mempersembahkan satu korban untuk menghapuskan dosa. Tidak seperti korban hewan yang harus dipersembahkan berulang kali setiap tahun, korban Yesus Kristus adalah sempurna dan sekali untuk selamanya.
  • “Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah”; Duduk di sebelah kanan Allah adalah posisi kehormatan dan otoritas tertinggi. Ini menunjukkan bahwa pekerjaan penebusan Yesus Kristus telah selesai dan diterima sepenuhnya oleh Allah. Posisi ini juga menunjukkan status Yesus Kristus sebagai Pengantara dan Raja yang berkuasa baik di bumi maupun di surga.

Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah, mempersembahkan hanya satu korban saja, yaitu diri-Nya sendiri. Setelah itu, Dia duduk di sebelah kanan Allah. Hal ini berarti bahwa pekerjaan-Nya sudah selesai dan pengorbanan-Nya sudah cukup untuk menebus seluruh dosa umat manusia.

Ayat tersebut mengingatkan kita akan keterbatasan upaya manusia dalam mendapatkan pengampunan dosa melalui ritual dan upacara keagamaan. Ini menekankan pentingnya pengorbanan Yesus Kristus yang sempurna dan cukup untuk menyelamatkan kita dari dosa. Kita diajak untuk menempatkan iman kita sepenuhnya kepada karya penyelamatan Yesus Kristus dan bukan pada upaya kita sendiri.

Kematian Yesus Kristus Mengalahkan Kuasa Iblis dan Kematian

Firman Tuhan di dalam Ibrani 2:14  mengatakan : 

“Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut”

Melalui kematian-Nya, Yesus Kristus mengalahkan kuasa maut dan Iblis. Sebelum Yesus Kristus mati dan bangkit, manusia hidup di bawah ketakutan akan kematian dan hukuman dosa. Namun, karena Yesus Kristus telah menanggung dosa kita maka kematian tidak lagi memiliki kuasa atas kita yang percaya kepada-Nya.

Yesus Mati agar Kita Bisa Hidup

Firman Tuhan di dalam Roma 8:1 mengatakan : 

“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.”

Bagi mereka yang telah percaya kepada Yesus Kristus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat maka tidak ada lagi penghukuman. Ini berarti kita dibebaskan dari hukuman dosa dan diberikan kehidupan kekal bersama Tuhan di surga.

Kematian Yesus Kristus bukanlah akhir, melainkan awal dari hidup baru bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Dosa Membawa Kematian

Firman Tuhan di dalam Roma 6:23 mengatakan : 

“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”

Dosa memiliki konsekuensi yang serius. Kata “maut” dalam ayat ini tidak hanya berarti kematian fisik, tetapi juga kematian rohani, yaitu keterpisahan kekal dari Allah. Karena semua manusia telah berdosa (Roma 3:23) maka semua manusia layak menerima hukuman ini.

Namun, Allah dalam kasih-Nya memberikan jalan keluar, yaitu melalui Yesus Kristus yang mati menggantikan kita sehingga kita dapat menerima hidup yang kekal.

Yesus Mati sebagai Korban Pengganti

Firman Tuhan di dalam 2 Korintus 5 : 21 mengatakan : 

“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”

Yesus Kristus adalah satu-satunya manusia yang tidak berdosa, hidup-Nya kudus (sempurna) dan tidak bercela (tidak ada dosa), tetapi Dia memilih untuk menanggung dosa kita agar kita dibenarkan di hadapan Allah.

Konsep ini berakar dalam sistem korban di Perjanjian Lama, di mana dosa seseorang ditanggungkan kepada seekor domba yang dikorbankan sebagai pengganti atau korban penebus dosa. Yesus Kristus adalah “Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia”, pengorbanan terakhir dan sempurna yang menghapus dosa untuk selama-lamanya. Hal ini dapat kita temukan di dalam  Yohanes 1:29 yang menyatakan : 

“Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: ”Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”

Yesus Kristus Mati untuk Menggenapi Nubuat dalam Perjanjian Lama

Firman Tuhan di dalam Yesaya 53:5 mengatakan : 

“Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.”

Yesaya 53 adalah salah satu nubuat paling jelas tentang penderitaan Mesias. Ratusan tahun sebelum kedatangan Yesus Kristus, nabi Yesaya telah menubuatkan bahwa Sang Mesias akan menderita dan mati untuk menebus dosa manusia.

Kata “tertikam” dan “diremukkan” menggambarkan penderitaan fisik Yesus Kristus di kayu salib, sementara “ganjaran yang mendatangkan keselamatan” menunjukkan bahwa kematian-Nya membawa pendamaian antara manusia dan Allah.

Salib adalah Bukti Kasih Allah yang Terbesar

Firman Tuhan di dalam Yesaya 53:5 mengatakan : 

“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”

Yesus Kristus tidak mati untuk orang-orang yang layak atau baik, tetapi untuk orang berdosa, yakni kita semua. Ini menunjukkan kasih Allah yang luar biasa, bahwa meskipun manusia memberontak kepada-Nya, Dia tetap mengutus Yesus Kristus untuk mati bagi kita dan mendamaikan hubungan kita dengan Allah yang sebelumnya rusak akibat dosa.

Pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib adalah bukti terbesar dari kasih Allah yang tidak bersyarat. Dia tidak menunggu kita menjadi baik dan layak terlebih dahulu, tetapi justru Dia berkorban mati ketika kita masih dalam keadaan berdosa.

Darah Yesus Menebus Dosa Kita

Firman Tuhan di dalam 1 Petrus 1:18-19 mengatakan :

“Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Keselamatan bukan hasil usaha manusia, melainkan diperoleh melalui darah Yesus Kristus yang mahal. Seperti anak domba korban dalam Perjanjian Lama yang harus tidak bercacat, Yesus Kristus adalah korban yang sempurna, tanpa dosa dan layak untuk menebus umat manusia.

Darah Yesus Kristus memiliki kuasa untuk menghapus dosa, bukan hanya menutupinya sementara, tetapi memberikan pengampunan yang kekal.

Kematian Yesus Memberikan Jalan bagi Kita untuk Datang kepada Allah

Firman Tuhan di dalam Ibrani 10:19 mengatakan :

“Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus”

Di Bait Suci pada Perjanjian Lama, hanya imam besar yang boleh masuk ke Ruang Maha Kudus, dan itu pun hanya sekali setahun dengan darah korban untuk mengadakan pendamaian bagi umat Israel (Imamat 16).

Namun, kematian Yesus Kristus membuka akses langsung kepada Allah. Tirai di Bait Suci terbelah dua saat Yesus mati (Matius 27:51), melambangkan bahwa kini setiap orang percaya bisa datang kepada Allah tanpa perantara manusia, karena Yesus Kristus adalah Imam Besar kita yang sejati.

Aplikasi dalam Kehidupan

  • Percaya bahwa Yesus Kristus mati di kayu salib untuk menanggung semua dosa kita secara pribadi, sekali dan untuk selamanya karena Yesus Kristus adalah korban penebus dosa yang sempurna.
  • Hidup penuh dengan ucapan syukur karena kasih karunia keselamatan yang tidak dapat kita peroleh dengan usaha kita sendiri, tetapi oleh karena anugerah Allah.
  • Mengandalkan darah Yesus Kristus sebagai satu-satunya dasar pengampunan dosa, bukan pada perbuatan/amal baik atau agama.
  • Datang kepada Allah dengan keberanian, karena Yesus Kristus telah membuka jalan bagi kita untuk bersekutu dengan-Nya.
  • Membagikan kabar baik ini kepada orang lain, karena hanya di dalam Yesus Kristus  ada keselamatan.
Share
Related Articles

Apa Itu Injil?

Istilah “Injil” sering kali terdengar dalam kehidupan Kristen, tetapi apa sebenarnya makna...

Siapakah Yesus ? Apakah Dia hanya seorang utusan atau nabi, ataukah lebih dari itu ?

Pertanyaan Siapakah Yesus ? Apakah Dia hanya seorang guru, utusan atau nabi,...

Apakah Tuhan Itu Ada?

Pertanyaan Bagaimana kita bisa yakin bahwa Tuhan benar-benar ada ? Jawaban Alkitabiah...

Siapakah Tuhan? Bagaimana Kita Bisa Mengenal Tuhan?

Pertanyaan Siapakah Tuhan menurut Alkitab dan bagaimana kita bisa mengenal-Nya? Jawaban Alkitabiah...

Sebuah ruang digital yang kami dedikasikan untuk membagikan kabar baik tentang kasih karunia keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus kepada dunia. Kami rindu agar melalui setiap renungan harian dan materi studi Alkitab yang kami sediakan, hati yang haus akan kebenaran dapat menemukan jawabannya di dalam firman Tuhan. Misi kami adalah "Menjadikan Semua Bangsa Murid Kristus."

Bergabunglah Bersama Kami

Copyright 2025 BeritaKabarBaik.com All rights reserved