Meja Kosong dengan Cahaya dari Jendela
Renungan Harian

Mengandalkan Tuhan dalam Puasa

Share
Share

Ayat Kunci

“Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk” Yesaya 58:6 (TB)


Refleksi

Puasa sering dianggap sebagai sekadar menahan lapar atau haus, tetapi firman Tuhan hari ini mengajarkan bahwa puasa yang berkenan kepada Allah adalah puasa yang mengandalkan-Nya secara total. Yesaya menegaskan bahwa puasa bukan hanya tentang disiplin fisik, tetapi tentang membongkar ketidakadilan, merawat yang terluka, dan membagikan kasih dalam kehidupan nyata.

Ketika kita berpuasa, kita sengaja “mengosongkan diri” dari hal-hal duniawi untuk lebih mengisi hati dengan kehadiran Tuhan. Puasa mengajarkan kita bahwa kekuatan manusia terbatas, dan hanya dengan mengandalkan Allah, kita bisa bertahan dan bertumbuh. Yesus Kristua sendiri berpuasa 40 hari di padang gurun, bukan untuk menunjukkan kehebatan, tetapi untuk bergantung sepenuhnya pada Bapa (Matius 4:1-11).

Mengandalkan Tuhan dalam puasa berarti kita membuka hati untuk mendengar suara-Nya, merenungkan kehendak-Nya, dan memohon kekuatan untuk menjadi agen perubahan. Puasa yang bermakna bukan tentang berapa lama kita menahan diri, tetapi seberapa dalam kita berserah kepada Allah.


Aplikasi Praktis

Hari ini, mari kita praktikkan puasa yang mengandalkan Tuhan :

  1. Tetapkan Tujuan Spiritual : Sebelum berpuasa, tentukan tujuan—misalnya, memohon hikmat, memperdalam hubungan dengan Tuhan, atau mendoakan kebutuhan orang lain.
  2. Gabungkan Puasa dengan Doa : Isi waktu puasa dengan doa intensif. Misalnya, ganti waktu makan dengan berbicara kepada Tuhan.
  3. Fokus pada Kebutuhan Sesama : Gunakan energi yang biasanya untuk makan atau aktivitas duniawi untuk melayani orang lain (misalnya, menyumbang, mengunjungi yang sakit).
  4. Renungkan Firman Tuhan : Bacalah ayat-ayat tentang puasa (misalnya, Matius 6:16-18) untuk memperjelas makna puasa yang sejati.

Ingatlah, puasa adalah sarana untuk semakin dekat dan bergantung pada Allah, bukan sekadar ritual.

Doa Penutup

“Bapa di surga, aku bersyukur karena Engkau mengajari aku arti puasa yang sesungguhnya. Tolong mampukan aku untuk tidak hanya menahan diri dari makanan, tetapi juga dari keegoisan dan keduniawian. Kuatkan aku untuk mengandalkan-Mu sepenuhnya, dan jadikanlah puasaku sebagai alat untuk membawa keadilan, kasih, dan pemulihan bagi dunia. Terima kasih Bapa, kiranya kehendak-Mulah yang terjadi, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, aku berdoa dan mengucap syukur, amin.”

Share
Related Articles

Kasih yang Tak Bersyarat: Mencerminkan Kasih Allah kepada Dunia

Ayat Kunci “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah...

Kasih dalam Kesaksian: Menjadi Saksi Kristus di Komunitas

Ayat Kunci “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung...

Bertumbuh dalam Kerukunan: Kasih sebagai Solusi Konflik

Ayat Kunci “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah...

Kasih dalam Perbedaan: Menghargai Keunikan Setiap Anggota Gereja

Ayat Kunci “Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota,...

Sebuah ruang digital yang kami dedikasikan untuk membagikan kabar baik tentang kasih karunia keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus kepada dunia. Kami rindu agar melalui setiap renungan harian dan materi studi Alkitab yang kami sediakan, hati yang haus akan kebenaran dapat menemukan jawabannya di dalam firman Tuhan. Misi kami adalah "Menjadikan Semua Bangsa Murid Kristus."

Bergabunglah Bersama Kami

Copyright 2025 BeritaKabarBaik.com All rights reserved